Minggu, 22 Desember 2013

PENGEMBANGAN KURIKULUM MWLALUI TEKNOLOGI


BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Saat ini kita berada pada zaman dimana kita harus bergerak secepat kilat jika kita ingin terus berada pada arus zaman. Segala sesuatunya berubah setiap kali matahari terbit dan tenggelam. Hari esok datang dengan berjuta perkembangan dan hal-hal baru. Begitu halnya teknologi. Kata teknologi seringkali oleh masyarakat diartikan sebagai alat elektronik. Teknologi diadaptasikan pada segala aspek kehidupan, membuat hidup jadi lebih mudah dan menarik.
Dalam inovasi pendidikan tidak bisa lepas dengan masalah revolusi metode, kurikulum yanh inovatif, teknologi serta SDM yang kritis untuk bisa menghasilkan daya cipta dan hasil sekolah sebagai bentuk perubahan pendidikan. Pembelajaran kurikulum pendidikan teknologi hendaknya berintikan pemecahan masalah dengan pendekatan empat pilar belajar, yaitu learning to know, learning to do, learning to be, and learning to live together.

1.2         Rumusan Masalah
a.       Bagaimana awal mula teknologi?
b.      Apa dasar pemikiran perlunya teknologi dalam pendidikan?
c.       Apa dasar pertimbangan perumusan?

1.3         Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a.       Menjelaskan awal mula teknologi.
b.      Menjelaskan dasar pemikiran perlunya teknologi dalam pendidikan.
c.       Menjelaskan dasar pertimbangan perumusan



BAB II
PEMBAHASAN

2.1.            Awal Mula Teknologi
Kurikulum sebagai salah satu komponen dari sistem pendidikan selalu mendapat sorotan masyarakat termasuk pejabat, ilmuwan, kalangan industry, orang tua, dan lain-lain yang merasa berkepentingan dengan hasil-hasil pendidikan. Bahkan, Winarno Surakhmad (2002:2) mensinyalir bahwa kurikulum yang diciptakan untuk “memecahkan masalah tertentu ternyata lahir justru sebagai masalah”. Oleh karena itu, pengembang kurikulum harus dapat menganalisis, mengadakan koreksi terhadap kekurangannya, dan mencari alternative pemecahan masalah yang kreatif, inovatif, dan missioner.
Soedijarto (1993:125) mengemukakan bahwa dalam  menghadapi abad ke-21, ada tiga indikator utama dari hasil pendidikan yang bermutu dan tercermin dari kemampuan pribadi lulusannya, yaitu (1) kemampuan untuk bertahan dalam kehidupan, (2) kemampuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan, baik dalam segi sosial budaya, dalam segi politik, dalam segi ekonomi, maupun dalam segi fisik biologis, dan (3) kemampuan untuk belajar terus pada pendidikan lanjutan. Sementara itu, Wadirman (1996:3) menyatakan bahwa pendidikan hendakanya  dapat meningkatkan kreativitas, etos kerja, dan wawasan keunggulan peserta didik.
Nana Syaodih S. (1997:67) menyatakan bahwa sebenarnya  sejak dahulu teknologi sudah ada atau manusia sudah menggunakan teknologi. Kalau manusia pada zaman dahulu memecahkan kemiri dengan batu atau memetik buah dengan galah, sesungguhnya mereka sudah menggunakan teknologi, yaitu teknologi sederhana.
Menurut B.J Habiebie (1983:14) ada delapan wahana transformasi yang menjadi prioritas  pengembangan  teknologi terutama teknologi industri, yaitu (1) pesawat terbang (2) maritim dan perkapalan (3) alat transportasi, (4) elektronika dan komunikasi, (5) energi, (6) rekayasa, (7) alat-alat dan mesin-mesin pertanian, dan (8) pertahanan dan keamanan.



2.2.            Dasar Pemikiran Perlunya Teknologi Pendidikan
Dalam UU No.2 Tahun 1989 tentang  Sistem Pendidikan Nasional Pasal 4 menegaskan paling tidak terdapat dua tujuan Pendidikan Nasional, yaitu memiliki pengatahuan dan keterampilan. Menurut Soedijarto (1993: 70) pendidikan nasional selain bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa masih dituntut pula untuk : (1) meningkatkan kualitas manusia, (2) meningkatkan kemampuan manusia termasuk kemampuan mengembangkan dirinya, (3) meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia, dan (4) ikut mewujudkan tujuan nasional. Dengan menyadari hal tersebut, pengembangan kurikulum perlu selalu berorientasi pada perkembangan zaman dan masyarakat.
Selanjutnya dalam pasal 37 UU No.2 Tahun 1989, menyiratkan kaidah-kaidah bahwa kurikulum harus dapat memberikan suatu pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik untuk dapat: (1) mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan serta kemampuan mengembalikan diri, (2) kemampuan akademik dan/atau profesional untuk menerapkan, mengembangkan, dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, maupun untuk kesenian (Soedijarto, 1993: 47).
Sementara itu, Ki Hajar Dewantara (1946: 15) menyatakan bahwa kebudayaan merupakan faktor penting sebagai akar pendidikan suatu bangsa. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam  mengembangkan kurikulum, kedudukan kebudayaan merupakan variabel yang penting.
Ahli lain seperti Print (1993 : 15) menyatakan pentingnya kebudayaan sebagai landasan bagi pengembangan kurikulum dan kurikulum adalah konstruksi dari suatu kebudayaan. Dari hal tersebut dapat diartikan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan totalitas cara seseorang hidup dan mengembangkan kehidupannya, sehingga ia tidak hanya menjadi landasan di mana kurikulum dikembangkan, melainkan juga menjadi sasaran hasil pengembangan kurikulum itu.
Winarno Surakhmad (2000: 4) menyatakan bahwa kurikulum masa depan adalah kurikulum yang mengutamakan kemandirian dan menghargai kodrat, hak, serta prestasi manusia. Ini berarti dalam pengembangan kurikulum sesuatu yang konkret dan bersifat empiris dari suatu komunitas sosial tidak dapat dipisahkan, di samping tuntutan kemampuan masyarakat itu sendiri.
Tuntutan masyarakat pada hakikatnya adalah amat kompleks dan beragam, sebab hal ini erat kaitannya dengan kondisi psikologis tiap-tiap individu. Perbedaan individu berhubungan dengan perkembangannya, latar belakang sosial budaya, dan faktor-faktor yang dibawa dari kelahirannya, merupakan hal-hal yaang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum.

2.3.            Dasar Pertimbangan Perumusan
Di berbagai negara dirasakan bahwa pendidikan teknologi perlu diperkenalkan pada peserta didik sejak usia dini. Hal ini amat dibutuhkan, sebab dalam kehidupan di sekitar umat manusia banyak sesuatu hal yang merupakan hasil teknologi. Sathweld dan Gugger berpendapat bahwa (1) teknologi merupakan aplikasi pengetahuan, (2) teknologi merupakan “application Based” karena merupakan kombinasi dari pengetahuan, pemikiran, dan tindakan, (3) teknologi  mengembangkan kemampuan manusia karna dengan teknologi memungkinkan manusia mengadaptasi dan menata dunia fisik yang telah ada, dan (4) teknologi berada dalam ranah sosial dan ranah fisik karenanya dikenal adanya teknologi keras dan teknologi lunak.
Untuk mencari pendidikan teknologi yang cocok dapat menggunakan pendekatan keempat model konsep pengembangan kurikulum, yaitu :
a.                   Kurikulum subjek akademis, sebab pada dasarnya teknologi ada sejak manusia itu ada, dan pengetahuan tentang teknologi begitu banyak;
b.                  Kurikulum humanistik, sebab pendidikan teknologi mengajarkan bagaimana setiap individu dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya;
c.                   Kurikulum teknologi, sebab pendidikan teknologi selain peserta didik memiliki kompetensi-kompotensi tertentu, juga dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan pendakatan desain pembelajaran tertentu;
d.                  Kurikulum rekonstruksi sosial, sebab konsep pendidikan teknologi dapat dengan mudah terbentuk pada diri peserta didik melalui aktivitas atau eksperimen .
Dari beberapa pertimbangan yang telah dikemukakan diatas maka dalam menentukan rumusan tujuan pembelajaran dan bahan ajar, pendidikan teknologi atas hal-hal sebagai berikut:

                     1.               Rumusan Tujuan
Tujuan pendidikan teknologi hendaknya mengacu pada pencapaian tujuan Pendidikan Nasional yang terdapat pada Pasal 4 UU No. 2 Tahun 1989, yaitu untuk mengembangkan manusia yang utuh, meliputi : (1) keimanan dan ketekwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, (2) sehat jasmani dan rohani, (3) memiliki pengetahuan dan keterampilan, (4) berkepribadian yang mantap dan mandiri, dan (5) memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Tujuan pendidikan teknologi hendaknya mengacu pula pada pencapaian tujuan pendidikan dasar yang terdapat pada Pasal 3 PP No. 27 Tahun 1990, yaitu untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuan kehidupannuya sebagai: (1) pribadi, (2) anggota masyarakat, (3) warga Negara, (4) anggota umat manusia dan (5) mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.

                     2.               Pengembangan Bahan Ajar
Bahan ajar dalam pendidikan teknologi dikembangkan atas dasar (1) pokok-pokok bahasan yang paling esensial dan representative untuk dijadikan objek balajar bagi pencapaian tujuan pendidikan dan (2) pokok bahasan, konsep, serta prinsip atau mode of inquiry, sebagai objek belajar yang memungkinkan peserta didik dapat mengembangkan dan memiliki kemampuan untuk berkembang. (Soedijarto, 2000: 19-51).
Atas dasar landasan pemikiran tersebut, maka ruang lingkupkajian pendidikan teknologi yang dikembangkan dapat mencakup sebagai berikut:
a.             Pilar teknologi, yaitu aspek-aspek yang diproses untuk menghasilkan sesuatu produk teknologi yang merupakan bahan ajar tentang materi/bahan, energy dan informasi. 
b.            Domain teknologi, yaitu suatu focus bahan kajian yang digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan bahan pengajaran yang terdiri atas:
1)            Teknologi dan masyarakat (berintikan teknologi untu kehidupan sehari-hari, industry, profesi dan lingkungan hidup).
2)            Produk teknologi dan system (berintikan bahan, energy, dan informasi)
3)            Perancanagan dan pembuatan karya teknologi (berintikan gambar dan perancangan, pembuatan dan kaji ulang perancangan).
c.             Area teknologi, yaitu batas kawasan teknologi dalam program pendidikan teknologi, hal ini anatara lain teknologi produksi, teknologi komunikasi, teknologi energy dan bioteknologi.

                     3.               Bahan Ajar yang Pokok-pokok
Keterampilan dasar teknik, penjernihan air, bioteknologi, pengelolahan macam-macam bahan, teknologi dan profesi, teknologi produksi, persambungan dan penguatan kontruksi, konversi energy, prinsip-prinsip teknik, system teknik (mesin dan reka cipta), transpormasi dan navigasi, teknologi dan lingkungan hidup, instalasi listrik, komunikasi, computer dan teknologi control, desain teknologi terapan, dan usaha milik sendiri.

                     4.               Pembelajaran
Hal ini selaras dengan Soedijarto (2000:69) yang merekomendasikan bahwa untuk memasuki abad ke-21 dalam proses pembelajaran diperlukan:
a.          Learning to know, yaitu peserta didik akan dapat memahami dan menghayati bagaimana suatu pengetahuan dapat diperoleh dari fenomena yang terdapat dalam lingkungannya
b.          Learning to do, yaitu menerapkan suatu upaya agar peserta didik menghayati proses balajar dengan melakukan sesuatu yang bermakna.
c.          Learning to be, yaitu proses pembelajaran yang memungkinkan lahirnya manusia terdidik yang mandiri.
d.         Learning to live together, yaitu pendekatan melalui penerapan paradigma ilmu pengetahuan.



BAB III
PENUTUP

3.1              Simpulan
Simpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai berikut:
·               Pengembangan kurikulum Pendidikan Teknologi untuk siswa di jenjang pendidikan dasar tampaknya merupakan salah satu alternatif yang dapat mengatasi masalah berkaitan dengan pembudayaan teknologi.
·               Pendidikan teknologi yang cocok dapat menggunakan pendekatan keempat model konsep pengembangan kurikulum, yaitu : kurikulum subjek akademis, kurikulum humanistic, kurikulum teknologi, kurikulum rekonstruksi social.
·               Teknologi pendidikan memiliki manfaat salah satunya sebagai sarana informasi untuk menyelidiki pengetahuan yang mendukung pelajar.

3.2              Saran
Dari makalah yang saya buat, diharapkan para pembaca mendapatkan informasi yang diinginkan. Pentingnya kurikulum membuat kita memecahkan masalah dalam dunia pendidikan dengan menggunakan teknologi pendidikan. Dengan adanya teknologi pendidikan diharapakan pihak guru/pengajar mampu mengoperasikan/menguasai elektronika agar tidak tertinggal oleh peserta didiknya.





DAFTAR PUSTAKA
Ace Suryadi. 1999. Pendidikan, Investasi SDM. Dan Pembangunan; Isu, Teori, dan aplikasi. Jakarta: Balai Pustaka.
Alfiah. 1985. Persepsi Masarakat Tentang Kebudayaan. Kumpulan Karangan. Jakarta: Gramedia
Alisyabana, Iskandar. 1980. Teknologi dan Perkembangan. Jakarta: Yayasn Idayu.
Djohor. 1999. Reformasi dan Masa Depan Pendidikan di Indonesia. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta
Yusuf, Munawir. 1979. Mengenal Siswa Berkesulitan Belajar. Jakarta: Pusbangkurrandik.

1 komentar:

  1. Harrah's Cherokee Casinos & Gaming Facilities - Jtm Hub
    Harrah's Cherokee Casinos & Gaming Facilities. 김포 출장마사지 Harrah's Cherokee Casinos & Gaming Facilities. 태백 출장샵 Harrah's Cherokee Casinos 아산 출장마사지 & Gaming Facilities. Harrah's 광양 출장안마 Cherokee Casinos & 여주 출장안마 Gaming

    BalasHapus